Apa Sebenarnya Asap itu?
Asap adalah sisa pembakaran yang sebetulnya berbentuk padat ataupun cair, tetapi ukuran dan beratnya sangat ringan, sehingga terlihat seakan-akan bercampur dengan udara dan bersifat seperti udara. Campuran semacam ini disebut koloid.
Zat padat yang terkandung dalam asap biasanya disebut jelaga yang sebagian besar merupakan karbon. Asap bisa saja mengandung sedikit senyawa logam, tergantung pada sumber pembakarannya. Salah satu contoh senyawa logam yang terkandung dalam asap ialah TEL (tetraethyl lead) – senyawa dari logam timbal yang berasal dari asap kendaraan bermotor. Zat ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan otak.
Zat cair yang terkandung dalam asap biasanya berupa air, yang juga merupakan hasil pembakaran. Semakin banyak air yang dikandung asap, semakin putih warna asap tersebut.
Asap dapat mengandung gas karbon monoksida maupun karbon dioksida, tergantung pada jumlah oksigen saat pembakaran terjadi. Bila oksigen berlimpah, maka karbon dioksida akan terbentuk, misalnya pada api unggun di lapangan terbuka dan kompor yang masih bagus kondisinya. Tetapi bila oksigen sedikit jumlahnya, maka akan terbentuk karbon monoksida yang sangat beracun, seperti pada asap kendaraan bermotor dan asap rokok. Kadang-kadang asap mengandung gas yang berbau harum, misalnya pada asap dupa.
2. Karbon Monoksida [kembali]
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Secara alami gas CO yang dihasilkan dan masuk atmosfer lebih sedikit dibanding dengan yang dihasilkan manusia. Dari kegiatan manusia, CO diproduksi dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan yang mengandung karbon. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain sebagai berikut.
a. Reaksi pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa-senyawa karbon lainnya.
2C + O2 +2CO
b. Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon yang terjadi pada tanur pembakar.
2CO2 + C + 2CO
c. Reaksi penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi.
2CO2 + 2CO + O2
Di atmosfer, gas karbon monoksida (CO) ditemukan dalam jumlah sedikit, yaitu sekitar 0,1 ppm. Namun, di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat, konsentrasi gas CO dapat mencapai 10-15 ppm. Gas CO yang tertiup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah sehingga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh. Hal ini disebabkan hemoglobin lebih mudah mengikat CO bila dibanding O2. Reaksi antara CO dan hemoglobin menghasilkan karboksihemoglobin (COHb). Akibatnya, fungsi Hb sebagai alat pengangkut oksigen terganggu sehingga tubuh kekurangan oksigen. Efek yang ditimbulkan, di antaranya adalah pusing, sakit kepala, rasa mual, ketidaksadaran (pingsan), kerusakan otak, dan kematian.
Itulah yang dimaksud karbon monoksida
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Secara alami gas CO yang dihasilkan dan masuk atmosfer lebih sedikit dibanding dengan yang dihasilkan manusia. Dari kegiatan manusia, CO diproduksi dari proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan yang mengandung karbon. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain sebagai berikut.
a. Reaksi pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa-senyawa karbon lainnya.
2C + O2 +2CO
b. Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon yang terjadi pada tanur pembakar.
2CO2 + C + 2CO
c. Reaksi penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi.
2CO2 + 2CO + O2
Di atmosfer, gas karbon monoksida (CO) ditemukan dalam jumlah sedikit, yaitu sekitar 0,1 ppm. Namun, di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat, konsentrasi gas CO dapat mencapai 10-15 ppm. Gas CO yang tertiup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah sehingga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh. Hal ini disebabkan hemoglobin lebih mudah mengikat CO bila dibanding O2. Reaksi antara CO dan hemoglobin menghasilkan karboksihemoglobin (COHb). Akibatnya, fungsi Hb sebagai alat pengangkut oksigen terganggu sehingga tubuh kekurangan oksigen. Efek yang ditimbulkan, di antaranya adalah pusing, sakit kepala, rasa mual, ketidaksadaran (pingsan), kerusakan otak, dan kematian.
Itulah yang dimaksud karbon monoksida
3. Karbon Dioksida [kembali]
Karbondioksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen. Struktur karbondioksida (CO) dapat digambarkan sebagai berikut :
Karbondioksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon dan dua atom oksigen. Struktur karbondioksida (CO) dapat digambarkan sebagai berikut :
4. Efek Tyndall [kembali]
Cobalah menyinari koloid seperti asap atau agar-agar dengan menggunakan sinar laser. Kamu pasti akan melihat berkas sinar di dalam koloid tersebut. Peristiwa ini disebut Efek Tyndall, yang ditemukan oleh seorang fisikawan asal Irlandia bernama John Tyndall. Adanya efek Tyndall merupakan salah satu ciri koloid, yang berbeda dari larutan sejati.
Cobalah menyinari koloid seperti asap atau agar-agar dengan menggunakan sinar laser. Kamu pasti akan melihat berkas sinar di dalam koloid tersebut. Peristiwa ini disebut Efek Tyndall, yang ditemukan oleh seorang fisikawan asal Irlandia bernama John Tyndall. Adanya efek Tyndall merupakan salah satu ciri koloid, yang berbeda dari larutan sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar