Prosedur Percobaan
Input DC
1. Matikan power supply terlebih dahulu
2. Set hambatan RF dengan resistansi sesuai dengan jurnal
3. Biarkan input V1 mengambang
4. Hubungkan jumper J1, dan hidupkan power supply
5. Kemudian atur tegangan input V2 sesuai dengan jurnal dan catat output yang dihasilkan
6. Hubungkan output Vo dengan voltmeter. (RF diatur sesuai jurnal). Aturlah tegangan V2 naik secara perlahan mulai dari -3 volt sambil melihat tegangan outputnya. Pada tegangan input negatif, berapakah berapakah tegangan output pertama kali berubah?. Tegangan input negatif tersebut diberi nama –Vi max dan ouputnya +V sat.
7. Aturlah tegangan V2 turun secara perlahan mulai dari +3 volt sambil melihat tegangan outputnya. Pada tegangan input positif, berapakah tegangan output pertama kali berubah? Tegangan input positif tadi diberi nama Vi max dan ouputnya -V sat.
Input AC
1. Matikan power supply terlebih dahulu 2. Set hambatan RF dengan sesuai dengan jurnal
3. Lepaskan jumper J1, biarkan V2 mengambang 4. Hubungkan input V1 dengan probe function generator dan set frekuensi gelombang dengan nilai 100 Hz dan nilai tegangan input pada 1 V AC
5. Hubungkan Vo dengan probe chanel 1 osiloskop dan probe chanel 2 dihubungkan ke V1
6. Simpan bentuk gelombang pada osiloskop serta catat nilai tegangan output yang didapat
1. Jurnal [Kembali]
2. Hardware [Kembali]
3. Video Percobaan [Kembali]
4. Analisa [Kembali]
Op-Amp inverting selain memiliki sifat untuk memperkuat sinyal dan membalik polaritas tegangan. Berdasarkan percobaan sifat tersebut terbukti dimana tegangan output akan berbanding terbalik polaritasnaya dengan tegangan input. Hal ini terjadi karena arus akan mengalir secara seri tanpa melalui op-amp, karena hambatannya sangat besar. Dengan begitu arus dari input akan sama dengan output besarnya, dapat kita ukur tegangan output dengan rumus:

Hal ini terbukti pada percobaan menggunakan resistor sebesar 35KOhm dimana saat nilai input bernilai -3volt nilai tegangan output yang didapatkan bernilai positif -10.72volt yang penguatannya sebesar 3.25 kali. Nilai penguatan ditentukan dengan melakukan perbandingan antara nilai Rf dan nilai Ri, dan nilai perbandingan disesuaikan dengan besar penguatan yang diinginkan. Namun nilai penguatan memiliki batas output yaitu bergantung pada tegangan pembatas atau Vcc yang digunakan pada op-amp. Saat nilai penguatan melebihi tegangan pembatas maka output yang dihasilkan hanya berkisar pada nilai tegangan pembatas.
Hal ini terbukti pada percobaan saat nilai hambatan sebesar 35Ohm dengan input -3volt, hasil tegangan output sebesar 10.72volt dengan penguatan sebesar 3.57 kali. Namun saat mengunakan Rf sebesar 70KOhm nilai penguatan yang dihasilkan pada percobaan beragam, besarnya penguatan seharusnya sebesar 7 kali. Saat input bernilai -2 atau -3volt tegangan yang dihasilkan tetap berkisar 12volt, hal ini dikarenakan op-amp memiliki tegangan batas sebesar 12volt. Tegangan batas inilah yang membatasi seberapa besar penguatan yang dapat dilakukan. Dari percobaan diatas, dapat diketahui pula nilai hambatan input (Ri) sebesar 9,8Kohm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tegangan output op-amp sama dengan pembagian hambatan feedback dan input dikalikan dengan tegangan input, dimana tegangan yang dihasilkan tidak lebih dari tegangan batas (Vcc)
Hal ini terbukti pada percobaan menggunakan resistor sebesar 35KOhm dimana saat nilai input bernilai -3volt nilai tegangan output yang didapatkan bernilai positif -10.72volt yang penguatannya sebesar 3.25 kali. Nilai penguatan ditentukan dengan melakukan perbandingan antara nilai Rf dan nilai Ri, dan nilai perbandingan disesuaikan dengan besar penguatan yang diinginkan. Namun nilai penguatan memiliki batas output yaitu bergantung pada tegangan pembatas atau Vcc yang digunakan pada op-amp. Saat nilai penguatan melebihi tegangan pembatas maka output yang dihasilkan hanya berkisar pada nilai tegangan pembatas.
Hal ini terbukti pada percobaan saat nilai hambatan sebesar 35Ohm dengan input -3volt, hasil tegangan output sebesar 10.72volt dengan penguatan sebesar 3.57 kali. Namun saat mengunakan Rf sebesar 70KOhm nilai penguatan yang dihasilkan pada percobaan beragam, besarnya penguatan seharusnya sebesar 7 kali. Saat input bernilai -2 atau -3volt tegangan yang dihasilkan tetap berkisar 12volt, hal ini dikarenakan op-amp memiliki tegangan batas sebesar 12volt. Tegangan batas inilah yang membatasi seberapa besar penguatan yang dapat dilakukan. Dari percobaan diatas, dapat diketahui pula nilai hambatan input (Ri) sebesar 9,8Kohm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tegangan output op-amp sama dengan pembagian hambatan feedback dan input dikalikan dengan tegangan input, dimana tegangan yang dihasilkan tidak lebih dari tegangan batas (Vcc)
Apa maksud dari V sat, -V sat, V max, -V max
+V sat adalah nilai batasan maksimum bagi Vout. Misalnya +V sat 12 V maka V out tidak bisa melebihi dari +V sat,jika Vout melebihi maka Vout akan dipotong nilainya sesuai batasan maksimal yang telah ditentukan
-V sat adalah nilai batasan minimum bagi Vout
V max adalah tegangan input(Vin) berada pada nilai maksimum disaat nilai tegangan keluar telah mencapai keadaan pada tegangan saturasi(+Vsat)
-V max adalah tegangan input(Vin) berada pada nilai minimum disaat nilai tegangan keluar telah mencapai keadaan pada tegangan saturasi(-Vsat)
+V sat adalah nilai batasan maksimum bagi Vout. Misalnya +V sat 12 V maka V out tidak bisa melebihi dari +V sat,jika Vout melebihi maka Vout akan dipotong nilainya sesuai batasan maksimal yang telah ditentukan
-V sat adalah nilai batasan minimum bagi Vout
V max adalah tegangan input(Vin) berada pada nilai maksimum disaat nilai tegangan keluar telah mencapai keadaan pada tegangan saturasi(+Vsat)
-V max adalah tegangan input(Vin) berada pada nilai minimum disaat nilai tegangan keluar telah mencapai keadaan pada tegangan saturasi(-Vsat)
5. Link Download [Kembali]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar